Manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) terus berupaya melakukan lobi kepada Muspida Kab. Bandung untuk mengizinkan pertandingan Persib melawan Persija pada 9 Januari bisa disaksikan bobotoh.
Direktur Utama PT PBB Umuh Muchtar, Senin (4/1), kembali menemui Bupati Bandung Obar Sobarna dan Kapolres Bandung Ajun Komisaris Besar Imran Yunus guna meyakinkan Muspida bahwa partai tersebut tetap bisa berlangsung tertib dengan dukungan langsung bobotoh di stadion. Apalagi, pendukung Persija, "The Jakmania" tidak akan hadir ke stadion Jalak Harupat sehingga tak akan ada bentrokan.
Bobotoh saat ini sudah dewasa, pasti tidak akan melakukan hal-hal yang merugikan tim. Kalau di dalam stadion, justru mereka lebih tertib karena sadar betul jika melakukan kekacauan, PT Liga Indonesia yang memantau pertandingan tersebut pasti akan memberikan sanksi bagi panpel Persib. Bobotoh pasti tidak mau jika komisi disiplin PSSI menghukum Persib menggelar partai usiran di luar Bandung pada laga-laga kandang berikutnya," tutur Umuh seusai memantau sesi latihan Senin (4/1) sore di Stadion Persib Jalan Ahmad Yani Bandung.
Lagi pula, lanjut Umuh, jika pada akhirnya laga digelar tanpa kehadiran penonton, tidak tertutup kemungkinan bobotoh akan tetap datang ke Stadion Si Jalak Harupat dan berbuat rusuh karena kecewa disebabkan laga ini bukan partai sanksi. Jika sudah demikian, manajemen tidak akan bertanggung jawab atas kerusakan yang mungkin terjadi.
Lain halnya jika bobotoh diizinkan menonton di dalam stadion dan kemudian terjadi kerusuhan. "Kalau demikian, saya atas nama pribadi dan juga PT PBB siap menanggung kerugian yang timbul. Akan tetapi, saya yakin hal demikian tidak akan terjadi jika bobotoh boleh masuk ke stadion," ucap Umuh mantap.
Guna meyakinkan unsur Muspida Kab. Bandung akan keseriusannya, Umuh bahkan siap menandatangani kontrak hitam di atas putih untuk memperlihatkan apa yang disampaikannya tersebut tidak main-main. "Kalau sudah ada jaminan demikian, semestinya mereka tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi," ucap Umuh yang juga menjabat sebagai manajer tim ini.
Umuh menyampaikan beberapa alasan betapa ia tak pernah lelah memperjuangkan partai sarat gengsi tersebut bisa digelar dengan kehadiran bobotoh di stadion. Selain karena dapat memompa motivasi pemain, kehadiran bobotoh juga berarti pemasukan yang diperoleh panitia pelaksana (panpel) pertandingan bisa tetap utuh. Tiket yang disediakan panpel dipastikan akan ludes terjual karena partai ini sudah dinanti-nanti ribuan bobotoh.
Dengan asumsi 24.000 lembar tiket yang disediakan habis terjual, panpel akan memperoleh pemasukan sedikitnya Rp 500 juta. "Kalau tidak ada pemasukan sama sekali, kami rugi. Sebab, biaya ini itu, mulai dari sewa stadion dan ongkos pengamanan tetap harus kami keluarkan," ucap Umuh.
Gencarnya usaha manajemen meyakinkan Muspida ini juga berarti opsi menggelar partai tanpa penonton tersebut di Stadion Siliwangi Bandung gugur. Panjangnya prosedur perizinan yang harus ditempuh dari awal serta kemungkinan bobotoh yang kecewa merusak fasilitas umum di dekat stadion menjadi salah satu pertimbangan yang membuat manajemen urung memilih alternatif tersebut.
Menurut Umuh, pihaknya lebih baik berkonsentrasi meyakinkan Muspida Kab. Bandung karena meyakini mereka akan memberikan respons positif atas permintaan manajemen yang mewakili aspirasi segenap bobotoh. Keputusan final tersebut rencananya akan diperoleh Selasa (5/1) ini.
Hanya jika akhirnya Muspida mengabulkan permohonan manajemen PT PBB, Umuh berpesan agar bobotoh yang hadir ke stadion hanya mereka yang berdomisili di Kota dan Kab. Bandung. Mereka yang berasal dari luar kota diminta menyaksikan di rumah masing-masing melalui siaran langsung televisi.
"Saya meminta pengertian bobotoh. Bukannya apa-apa, supaya tidak terjadi penumpukan di Stadion Si Jalak Harupat sehingga menyulitkan pihak keamanan," ucapnya
Source: PR
Selasa, 05 Januari 2010
Label: Update
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar