Jumat, 29 Januari 2010

Panpel dan Persib Dikenai Denda

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan hukuman denda kepada Panpel Persib dan klub Persib, terkait masuknya bonek (suporter Persebaya) menyaksikan pertandingan di dalam stadion saat pertandingan antara Persib melawan Persebaya di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Sabtu (23/1) lalu, serta tindakan rasisme yang dilakukan oleh suporter Persib dalam laga tersebut.


Ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan menuturkan, Komdis menjatuhkan sanksi denda sebesar Rp 20 juta untuk Panpel Persib karena dianggap lalai menegakkan peraturan dan keputusan PSSI. Sementara itu, Persib didenda Rp 250 juta percobaan sepanjang musim ini, karena aksi bobotoh yang menyanyikan lagu bersyair rasis saat laga itu digelar.

Mengenai pembelaan Persib yang memperbolehkan bonek masuk karena mengurangi kerusuhan yang lebih luas, menurut Hinca, apa pun alasannya, Panpel Persib memang dinilai tidak bisa memenuhi salah satu dari lima kewajiban panpel. "Saya rasa Panpel Persib tahu kewajibannya dan denda ini merupakan hasil dari minimal risiko yang dilakukan panpel," kata Hinca seusai sidang Komdis di Sekretariat PSSI, Jakarta, Kamis (28/1).

Kendati terkena denda, panpel tidak akan kehilangan uang. Pasalnya, Persebaya selaku penanggung jawab suporternya, diharuskan mengganti sebesar Rp 50 juta kepada Persib sebagai kompensasi kerusakan yang dilakukan oleh suporternya. Selain itu, Persebaya sendiri terkena sanksi denda kedua sebesar Rp 200 juta yang harus dibayarkan kepada PSSI. Mereka dianggap merusak citra persepakbolaan Indonesia karena aksi suporternya.

Tidak sampai di situ. Karena bonek kembali melanggar sanksi untuk kedua kalinya, maka Persebaya dikenai pemberatan sanksi tidak boleh ditonton oleh pendukungnya pada laga tandang di segala jenis level kompetisi, menjadi empat tahun dari hukuman sebelumnya dua tahun, dengan jatuh tempo 28 Januari 2014.

Buah simalakama

Ketua Panpel Persib, Risha Adi Widjaya, mengaku hanya ditanyai Komdis seputar kronologis masuknya Bonek. Menurut Risha, pihaknya mengatakan kepada Komdis bahwa mereka tidak tahu perihal larangan tersebut hingga H-1 ketika pertemuan teknik.

Ketika itu, kata Risha, bonek sudah datang sejak Selasa (19/1) sekitar 7.000 orang. "Bonek datang dengan kondisi lapar dan lelah. Kami melihat aspek dalam skala yang lebih besar. Dengan kondisi tersebut jika mereka tidak difasilitasi, takutnya mereka malah akan membuat dampak yang lebih besar lagi, membuat ribut di mana-mana. Jadi, kami memilih reaksi yang berdampak lebih kecil," ujarnya yang mengakui posisi panpel ketika itu bagai buah simalakama.

Mengenai kerugian yang ditimbulkan, Risha mengaku sedang melakukan inventarisasi. Menurut dia, potensial kerugian yang ditimbulkan sekitar Rp 105 juta, dari sekitar tujuh ribu tiket di tribun utara seharga Rp 15.000. Ditambah dengan pengeluaran untuk biaya logistik, transportasi di Bandung, transportasi menuju luar Bandung, serta kerusakan di stadion.

"Namun, kami tidak tahu harus minta tanggung jawab siapa. Pasalnya, kami sudah menanyakan ke Persebaya, tetapi sepertinya mereka tidak mau bertanggung jawab. Mungkin, kami mau meminta bantuan pada Liga," kata Risha.

Source: PR



0 komentar:

Posting Komentar