Pelatih Persib Bandung, Jaya Hartono menolak membicarakan soal nonteknis, termasuk masa depannya, juga tim dan sejumlah pilarnya, menyusul ancaman manajemen tim untuk melakukan perombakan di putaran kedua nanti. Selain alasan tidak mengetahuinya, ia juga melihat masa depan timnya masih tanda tanya.

"Jangan tanya soal nonteknis. Jangan bicara nonteknis, karena semuanya masih tanda tanya. Saya juga tidak tahu persoalan itu," katanya ketika ditanya wartawan mengenai skenarionya menghadapi putaran kedua mendatang, usai sesi latihan sore di Stadion Persib, Jln. A. Yani Bandung, Selasa (29/12).

Ketimbang membicarakan masalah nonteknis, Jaya mengaku lebih senang membahas persoalan teknis, terutama mengenai kondisi tim dan apa yang telah dilakukannya pada sesi latihan hari itu. "Kita bicarakan teknis saja. Bicarakan apa yang kita lakukan hari ini," ujarnya.

Seperti diberitakan "GM", Selasa (29/12), Manajer Persib, H. Umuh Muchtar menyatakan semua elemen yang ada di tim, baik pelatih maupun pemain, terancam diganti pada putaran kedua mendatang, jika dalam sisa putaran pertama ini tidak menunjukkan perbaikan kinerja. Karena itu, Jaya menolak membicarakan persoalan nonteknis yang tidak diketahui dan menurut mantan pelatih Deltras Sidoarjo itu, semuanya masih tanda tanya.

Kondisi tim

Dikatakan Jaya, kondisi tim menjelang pertandingan lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2009/2010 melawan Persija Jakarta, 9 Januari mendatang, tidak cukup ideal untuk sebuah persiapan. Pasalnya ia harus kehilangan sedikitnya tujuh pemain pilar yang harus bergabung dengan tim nasional Indonesia, Thailand, dan izin pulang ke Brasil.

"Kondisi ini merupakan ulangan seperti persiapan kita menghadapi Pelita Jaya dulu. Ini kejadian yang kedua kalinya. Tapi latihan harus tetap jalan dengan pemain seadanya," ujarnya.

Tujuh pemain yang dimaksud Jaya adalah Nova Arianto, Hariono, Eka Ramdani, Budi Sudarsono yang harus bergabung dengan timnas Indonesia, Sinthaveechai "Kosin" Hathairattanakool, Suchao Nuchnum (Thailand), dan Hilton Moreira yang meminta izin pulang ke negaranya.

"Kondisi tim seperti ini merupakan dilema buat saya. Tapi, apa mereka (publik sepak bola Bandung, red) mau mengerti kondisi ini. Mereka tidak tahu kondisi kita ini. Saya hanya berharap, para pemain timnas kita nanti bisa pulang tanpa mengalami cedera," katanya

Source: GM



readmore »»



Persib pada Grafik Terendah
Yusuf Bachtiar, " Soal Kekalahan Jangan Jadi Polemik"

GELANDANG Persib Bandung, Atep (kiri), dikepung tiga rekannya pada sesi latihan sore di Stadion Persib, Jln. A. Yani Bandung, Selasa (29/12). Para pemain terpaksa melakukan latihan di pinggir lapangan karena sebagian lapangan terendam air akibat hujan deras.* ANDRI GURNITA/"PR"

Asisten Pelatih Persib Bandung Yusuf Bachtiar meminta kekalahan skuad "Pangeran Biru" atas Persema Malang 3-0 pekan lalu jangan menjadi polemik berkelanjutan. Sebab, di mata Yusuf yang juga mantan pemain Persib ini, semua tim pasti mengalami fluktuatif permainan, dan saat melawan Persema sedang pada grafik titik terendah. Hal itu terjadi karena puncak performa pemain tercapai di laga-laga sebelumnya.

Hasil seri yang ditorehkan Persib saat melawat ke kandang Sriwijaya FC tersebut pada laga sebelumnya tidak berarti hasil pertandingan berikutnya pun harus lebih baik. "Hasil seri saat melawan Arema saja sudah baik dan jika harus kalah dari Persema, itu karena permainan tim memang tengah menurun setelah melakoni jadwal pertandingan yang tidak memberikan jeda waktu cukup untuk memulihkan kondisi," tutur Yusuf saat ditemui di Stadion Persib Jalan Ahmad Yani Bandung, Selasa (29/12).

Kondisi demikian tidak hanya terjadi pada Persib, tetapi juga tim-tim lainnya. Ia mencontohkan Sriwijaya FC yang juga mendulang hasil tidak memuaskan saat melakoni dua laga tandang ke Malang. Itu terjadi karena puncak performa Sriwijaya pun telah tercapai pada pertandingan sebelumnya.

Oleh karena itu, Yusuf pun lantas meminta pengertian dari berbagai pihak akan hasil yang ditorehkan Persib ini. Lagi pula Persib jangan hanya dinilai dari hasil akhir yang dicapainya. Sebab, ada berbagai tolok ukur lain yang juga perlu mendapat perhatian dan oleh karena itu perlu dimengerti.

"Harus dilihat juga masa persiapan yang dimiliki juga proses pembentukan tim. Jadwal kompetisi yang mesti dilakoni, tim yang harus dihadapi, serta di mana laga-laga tersebut digelar juga harus diperhatikan. Semua komponen tersebut berbeda antara satu tim dengan tim lain, sehingga capaiannya pun pasti berbeda," tutur Yusuf, yang ikut mengantarkan Persib juara Liga Indonesia I.

Yang penting sekarang, menurut Yusuf, bagaimana cara Persib tidak makin terpuruk ketika tiba saatnya grafik permainan menurun. Ketika melawan Persema, meskipun hasil akhirnya tetap kalah 3-0, Persib dianggap berhasil mengantisipasi performa menjadi lebih buruk.

Seperti disampaikan Pelatih Jaya Hartono, pada babak kedua Persib justru mampu mengembangkan permainan dan memperoleh lebih banyak peluang. Alasan yang membuat Persib kalah mengenaskan pada laga tersebut ialah semata-mata faktor ketegangan yang melanda tim di babak pertama pertandingan.

"Tegang karena hujan tiba-tiba turun, sehingga sulit mengontrol bola. Pemain pun jadi serbasalah dan akhirnya bermain hati-hati," ucapnya.

Namun apa pun yang menjadi penyebab kegagalan tersebut, Jaya kini mulai membenahi timnya demi mempersiapkan diri menghadapi laga penting melawan Persija Jakarta 9 Januari mendatang.

Berbekal lima belas pemain yang tersisa, Jaya memimpin sesi latihan Selasa (29/12) sore meski dalam kondisi hujan dan lapangan tergenang air. Maman Abdurahman dkk. hanya diinstruksikan melakukan serangkaian gerakan yang bertujuan melatih kelenturan otot setelah pada pagi harinya melakukan latihan beban di Sport Center Batununggal.

Pekan ini Jaya masih akan memfokuskan perhatiannya pada pembenahan kondisi fisik pemain dan belum akan beranjak pada pemberian taktik dan strategi yang akan dipergunakan kala menjamu Persija nanti. "Bagaimana bisa masuk ke materi itu kalau sebagian pemain inti tidak ada," ujarnya seraya menyebutkan pemain yang tersisa di Bandung tidak semuanya masuk ke skema komposisi tim yang akan dipasangnya nanti. Pemain yang ada pun hanya akan dilatih sentuhan dan pengertian antarrekan setim.

Sementara itu, menyoal teguran yang disampaikan Komisi Disiplin PSSI kepada Hariono, Jaya menilai jumlah kartu kuning yang dikoleksi tidak menunjukkan kalau permainan yang ditampilkan Hariono memang keras dan membahayakan pemain lawan. "Buktinya banyak pemain tim lain yang melakukan pelanggaran keras tapi tidak diganjar kartu. Padahal yang mereka peragakan jauh lebih membahayakan daripada pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Hariono," tuturnya membela.

Meski demikian, Jaya tetap akan menginstruksikan Hariono untuk bermain lebih hati-hati dan tenang. Sebab jika kartu yang dikoleksi sang gelandang bertahan tersebut bertambah, bukan tidak mungkin Komdis mengambil tindakan lebih tegas dengan melarang Hariono bermain hingga akhir musim yang tentunya amat merugikan bagi tim

Source: PR


readmore »»
Selasa, 29 Desember 2009

Hariono Dipeperingati KOMDIS


Pemain tengah Persib Hariono mendapatkan peringatan keras dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI karena dianggap selalu bermain keras dan membahayakan pemain lain saat di lapangan. Peringatan itu mengacu pada hukuman kartu, dengan 4 kartu kuning dan 1 kartu merah di paruh waktu Liga Super Indonesia (LSI) 2009/2010 ini.

Hariono telah dijatuhi denda Rp 7 juta, masing-masing dari akumulasi kartu kuning Rp 3 juta, dan dalam satu pertandingan mendapat dua kartu kuning, sehingga berbuah kartu merah dendanya Rp 4 juta. Ia juga bakal absen lawan Persija pada 9 Januari.

Akan tetapi, bukan hanya Hariono, Komdis juga memberikan peringatan tersebut kepada empat pemain lainnya, yakni Noh Alam Shah (Arema Malang) yang sudah mengkoleksi 5 kartu kuning dan 1 kartu merah, lalu Yohan Ibo (Pelita Jaya) juga dengan 5 kartu kuning, Arif Suyono (Sriwijaya FC), dan Gunawan Dwi (Persik Kediri) yang sama-sama mengumpulkan 4 kartu kuning dan 1 kartu merah.

Wakil Ketua Komdis PSSI Benhard Limbong menuturkan, peringatan itu dikeluarkan agar memberikan efek jera kepada mereka yang dianggap bermain keras. Itu adalah pelajaran yang diberikan komdis demi menjaga suportivitas saat bertanding. "Mereka wajib memperbaiki perilakunya pada laga berikutnya. Akan tetapi, jika ternyata ada kartu lagi yang diberikan wasit kepada mereka, khususnya kartu merah, maka kami akan langsung memberikan sanksi. Sementara ini, kelima pemain tersebut hanya mendapatkan peringatan," ujarnya di Jakarta, Senin (28/12).

Sanksi yang akan diterima pun, menurut Limbong akan bervariasi, tergantung dari kesalahan yang dilakukan pemain. "Sanksinya bisa berupa denda, atau larangan tampil di beberapa laga, bahkan jika kesalahannya dianggap berat bisa saja pemain tersebut dilarang tampil hingga akhir musim," tuturnya.

Hariono sendiri mendapatkan dua kartu kuning saat pertandingan melawan Persiba Balikpapan, 11 Oktober lalu, pada menit ke-35 dan 43. Kartu kuning kedua dikeluarkan wasit Armando Pribadi setelah Hariono mengganjal keras Robertino Fugliara. Tindakan Hariono tersebut dianggap sudah kasar dan ketika itu, wasit langsung mengeluarkan kartu merah.

Kartu kuning ketiga didapat Hariono saat laga tandang di Stadion Kanjuruhan melawan Arema Malang, 19 Desember ini, dan kartu kuning terakhirnya didapatnya saat Persib ditundukkan Persema Malang 0-3, Rabu (23/12) lalu, di Stadion Gajayana, Malang. "Dia harus bermain lebih sabar dan tenang lagi untuk menghindari permainan keras, jika tidak ingin diganjar sanksi yang lebih berat dari denda akumulasi kartu," ujar Limbong.

Source : http://www.persib-bandung.or.id

readmore »»


Catatan kurang meyakinkan yang ditorehkan Persib selama mengawali musim kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2009-2010 membuat manajemen menurunkan target yang mesti dibidik "Pangeran Biru". Jika sebelumnya manajemen selalu sesumbar Persib harus menjuarai LSI musim ini, setelah menilik prestasi Persib yang saat ini tertahan di papan tengah, Manajer Persib Umuh Muchtar pun mengatakan tidak akan terlalu membenani tim untuk memburu gelar juara, tetapi cukup tidak terdegradasi.

"Saya mendapat tekanan dari konsorsium yang kecewa dengan grafik permainan yang diperlihatkan Persib. Mereka meminta Persib harus segera keluar dari performa inkonsisten seperti ini supaya tidak terdegradasi. Di musim mendatang baru kembali membidik juara seiring dengan serangkaian perubahan lebih baik yang akan dilakukan," tutur Umuh saat ditemui di Stadion Persib Jalan Ahmad Yani Bandung, Senin (28/12).

Walaupun tidak lagi membebani target juara, bukan berarti tim dapat berleha-leha melakoni sisa kompetisi musim ini yang masih cukup panjang. Sebab tanpa memperlihatkan perbaikan prestasi, bukan tidak mungkin konsorsium dan sponsor yang selama ini menjadi penyokong utama pembiayaan operasional Persib bisa lari.

Untuk itu, Umuh meminta tim serius memperbaiki performanya. Sebab, penampilan mereka hingga jeda ke putaran kedua nanti akan terus dipantau dan dinilai. Jika prestasi Persib tetap jeblok dikarenakan ada komponen tim yang tidak dapat memperlihatkan kontribusi positif, maka yang bersangkutan harus siap bertanggung jawab. Vonis berupa pemecatan pun sudah menanti.

"Hal ini berlaku untuk semua, mulai dari pelatih, asisten, dan tentunya pemain. Siapa yang tetap buruk performanya harus siap angkat kaki," ucap Umuh lagi.

Sebenarnya, saat ini pun ia sudah mengantongi beberapa nama yang akan mendapat pemantauan lebih intensif. Namun ia enggan memberitahukannya demi alasan kondusivitas di tubuh tim. Umuh juga enggan membocorkan nama-nama yang sudah disiapkannya untuk mengganti mereka yang nantinya terdepak.

"Nanti saja di putaran kedua karena perburuan juga masih terus dilakukan, utamanya untuk menyiapkan calon pengganti Suchao dan Kosin jika mereka jadi ditarik kembali klub asalnya," ucap Umuh.

Di tengah kritik keras yang selama ini ditujukan kepada tim, Pelatih Jaya Hartono harus bisa tetap tenang mempersiapkan kekuatan timnya yang dalam waktu dekat akan berhadapan dengan sang musuh bebuyutan Persija Jakarta 9 Januari mendatang. Apalagi tujuh pemain intinya harus kembali absen berlatih mempersiapkan diri bersama rekannya yang lain.

Budi Sudarsono, Eka Ramdani, Hariono, dan Nova Arianto harus bergabung dengan tim nasional yang dalam waktu dekat akan berhadapan dengan Oman. Dua pemain Thailand pun kembali ke negaranya untuk bersiap diri dengan tim nasional. Sementara Hilton Moreira masih berada di Brasil untuk menjenguk keluarganya.

"Benar-benar dilema. Baik tim maupun timnas sama-sama akan menghadapi pertandingan yang penting. Saya hanya berharap mereka yang memperkuat timnas bisa tetap berada dalam kondisi fit saat kembali ke tim," ucapnya.

Dalam kondisi demikian, Jaya kembali menekankan, ia belum berani mengambil risiko mempercayai pemain lapis kedua untuk menjadi kekuatan inti saat menjamu Persija nanti. "Itu terlalu berisiko, kalau hasilnya mengecewakan pasti pelatih yang harus menanggung akibatnya," ucapnya.

Meski dengan kekuatan seadanya, Jaya akan tetap mempersiapkan pemain yang ada dengan mulai menggelar latihan rutin dua kali setiap harinya. Sesi latihan Senin (28/12) sore ditiadakan karena ada evaluasi internal. Selasa (29/12) pagi, pemain direncanakan menjalani program fitness di Sport Center Batununggal dan sorenya berlatih kembali seperti biasa di Stadion Persib. (A-184

Source: PR


readmore »»



Panitia pelaksana (panpel) pertandingan masih terus mengusahakan laga Persib Bandung melawan Persija Jakarta bisa tetap digelar di Stadion Si Jalak Harupat Soreang. Koordinasi dengan sejumlah pihak gencar dijalin dengan harapan keputusan bersama unsur musyawarah pimpinan daerah Kabupaten Bandung yang melarang Persib menggelar partai bergengsi dengan sang musuh bebuyutan di Stadion Si Jalak Harupat bisa direvisi.

"Kami akan terus meyakinkan mereka kalau partai tersebut dapat diselenggarakan dengan aman dan lancar. Bagaimanapun juga kami ingin membuat tim dan bobotoh sama-sama nyaman. Tim dapat menggelar laga kandang tanpa perlu jauh-jauh ke luar kota dan bobotoh pun bisa tetap memberikan dukungan langsung saat partai bergengsi itu digelar," tutur Sekretaris Panpel Budi Bram Rachman.

Beragam langkah antisipasi kerusuhan yang ditakutkan banyak pihak sudah mulai disiapkan. Di antaranya dengan meminta kepada pihak pengamanan untuk mempersiapkan kekuatan personel yang lebih banyak daripada saat mengawal pertandingan-pertandingan Persib sebelumnya.

Selain itu, ia pun akan melakukan pendekatan kepada bobotoh sekaligus meminta pengertian mereka untuk tidak berbuat onar. Dengan demikian, publik akan tahu bahwa bobotoh bisa berlaku tertib dan diharapkan di kemudian hari pelarangan seperti ini di pertandingan lainnya tidak akan lagi terjadi.

Jaminan senada juga disampaikan Manajer Persib Umuh Muchtar. "Kalau sampai ada kerusakan saat pertandingan Persib melawan Persija nanti, saya siap bertanggung jawab. Saya yakin bobotoh juga kini sudah dewasa dan tidak akan melakukan perbuatan yang akan merugikan," ucapnya.

Lagi pula, menurut Umuh, ia yakin tidak akan ada seorang Jakmania pun yang berani datang ke Bandung. Kalau sudah demikian tidak akan ada pula asalan yang dapat memancing amarah bobotoh untuk berbuat tindakan anarkistis. Bahkan kalau perlu, bobotoh yang datang ke stadion bisa saja diminta untuk menanggalkan semua atribut berbau Persib yang biasa
mereka gunakan.

Hasil pendekatan kepada berbagai pihak itu akan diputuskan Selasa (29/12). Jika pada akhirnya tetap dilarang, panpel akan mulai bergerak menyurvei stadion-stadion yang diajukan PT Liga Indonesia sebelum menentukan pilihan tempat yang akan digunakan sebagai kandang sementara. (A-184)

Source: PR

readmore »»
Senin, 28 Desember 2009

Manajemen Persib Harus Serius


Manajemen Persib Bandung harus menemukan akar permasalahan yang menyebabkan tim kebanggaan Jawa Barat ini menjadi terpuruk. Pasalnya salah memberi "obat" Persib bisa makin terpuruk.

Demikian diungkapkan dua mantan bintang Persib, Risnandar dan Bambang Sukowiyono kepada "GM", Minggu (27/12).

"Seperti ada sesuatu yang salah di tubuh Persib. Ini harus dicari penyebabnya. Harus segera diselesaikan agar tidak semakin memburuk," ujar Risnandar.

Menurutnya, Persib sebenarnya telah bermain cukup bagus. Di laga kandang, Persib selalu berhasil meraih poin penuh. Bahkan di beberapa laga tandang, Persib telah menunjukkan kualitasnya. Meski kalah, saat melawan Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC, Persib bermain cemerlang.

"Tetapi kenapa saat melawan Persema Malang bisa kalah besar? Ini harus dievaluasi manajemen. Mungkin secara teknis ada yang harus diperbaiki," katanya.

Sementara itu, Bambang Sukowiyono mengatakan, masih belum stabilnya penampilan Persib lebih dikarenakan masih lemahnya mental dan moral bertanding para pemain. Para pemain belum menyiapkan dirinya untuk berjuang di kompetisi yang panjang dan padat.

Padahal, lanjut Suko, dukungan dari manajemen dan bobotoh tidak perlu diragukan lagi. Manajemen bahkan telah siap memberikan bonus kepada pemain jika bisa berhasil memenangkan pertandingan. Sedangkan bobotoh pun selalu hadir di pinggir lapangan.

"Dengan dua dukungan tersebut seharusnya mental dan moral bertarung para pemain tidak surut. Mereka (pemain, red) bisa berhasil menahan Persipura dan Sriwijaya. Kenapa itu tidak bisa dipertahankan," ujarnya.

Namun itu hanyalah salah satu yang harus dibenahi Persib. Menurutnya, manajemen harus tepat dalam mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi Persib. Salah dalam mengambil langkah, Persib bisa semakin terpuruk.

"Liga masih panjang. Namun jika salah mengidentifikasi masalah, bisa meyebabkan Persib semakin terpuruk," katanya.

Suchao dan Kosin

Terkait dengan akan hengkangnya gelandang Suchao Nuchnum dan kiper Sinthavechai "Kosin" Hathairattanakool pada putaran II mendatang, Risnadar dan Suko berharap manajemen segera mengambil langkah-langkah strategis.

"Ini salah satu bukti Persib memiliki ketergantungan terhadap salah satu pemain. Seharusnya hal itu tidak terjadi karena sepek bola merupakan permainan kolektif. Pelatih harus mau melakukan rotasi pemain agar semua memperoleh kesempatan bermain," kata Risnandar.

Karenanya, lanjut Risnandar, ini juga menjadi salah satu agenda yang harus dipecahkan.

Sedangkan menurut Suko, rencana keluarnya Suchao dan Kosin harus segera dipikirkan manajemen. Mumpung masih ada waktu, manajemen harus mencoba menjajaki sejumlah kemungkinan.

"Ini memang satu pekerjaan rumah bagi manajemen. Jika dianggap perlu, harus dicarikan penggantinya di jeda putaran kedua nanti," ujar Suko. (B.98)

Source: GM


readmore »»



Keputusan pelarangan pertandingan Persib Bandung kontra Persija Jakarta oleh Muspida Kab. Bandung dianggap berlebihan. Kekhawatiran munculnya kerusuhan seharusnya bisa dipecahkan dengan adanya pengaturan penempatan personel keamanan.

"Selama ini di dalam stadion tidak pernah ada kerusuhan. Penonton di stadion sudah cukup dewasa dalam bertindak," ujar pentolan Viking Persib Fans Club, Ayi Beutik kepada "GM", Minggu (27/12).

Namun diakuinya, pertandingan El Clasico Persib melawan Persija memang akan sangat menyedot perhatian bobotoh.

Hal yang perlu diperhatikan petugas keamanan, yaitu saat bobotoh menuju dan pulang dari stadion. Di saat itulah sering terjadi gesekan antara bobotoh dengan warga yang dilaluinya. Untuk itu, Ayi menyarankan agar petugas keamanan dapat ditempatkan di jalan-jalan menuju stadion.

"Tempatkan saja polisi di jalan-jalan yang mungkin dilalui bobotoh. Karena memang ada oknum bobotoh yang sering ugal-ugalan dalam mengendarai kendaraan dan dapat memicu gesekan dengan warga. Ini yang belum dilakukan polisi selama ini. Jika itu dilakukan, tidak akan ada gesekan antara bobotoh dengan warga," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Panitia Pelaksana Persib Bandung, Budi Bram bertekad akan terus mengupayakan agar pertandingan dapat digelar di Stadion Si Jalak Haruat Kab. Bandung.

"Kita akan berusaha agar tetap digelar sesuai rencana semula hingga memang benar-benar tidak dapat digelar di sana," tekadnya. Budi pun mengaku, panpel akan melakukan lobi dengan Muspida Kab. Bandung.

Source: GM

readmore »»
Minggu, 27 Desember 2009

Pelatih kurang variasi



Mantan pemain Persib Bandung Adjat Sudrajat menilai jajaran pelatih
yang menukangi skuad "Pangeran Biru" kurang berani melakukan inovasi dan variasi dalam memoles kekuatan tim. Hasilnya seperti yang sudah terlihat nyata sekarang ini. Pola permainan Persib sudah diketahui di luar kepala pelatih tim lain sehingga akhirnya Eka Ramdani dkk. pun kerap kesulitan memenangi pertandingan, utamanya pada laga-laga
tandang.

Oleh karena itu, Adjat menyarankan agar jajaran pelatih harus lebih mampu berinovasi dan mempersiapkan pola permainan yang bervariasi. Hal pertama yang dapat dilakukan terlebih dulu ialah melakukan rotasi pemain.

"Selama ini Persib selalu turun dengan komposisi pemain yang itu-itu saja. Bahkan bisa dibilang, tidak jauh berbeda dengan musim lalu karena memang tidak ada perubahan signifikan yang diperlihatkan tim pelatih," tuturnya baru-baru ini.

Secara spesifik Adjat mencermati performa Cristian Gonzales yang sudah terlalu tumpul untuk diandalkan sebagai ujung tombak serangan Persib. Pemain belakang lawan sudah mengenali cara bermain Gonzales dan hafal pula cara mengawal top scorer empat musim bertutur-turut itu.

Dalam kondisi "dimatikan" lawan seperti itu pun, Gonzales tidak mau bergerak lebih aktif mencari bola. Hasilnya, di setiap pertandingan Gonzales selalu tak bisa berkutik. Dari sepuluh laga yang dilakoninya pun, ia baru berhasil melesakkan satu gol.

Menyadari strikernya sudah tumpul seperti itu dan tak berdaya di bawah kawalan lawan, semestinya pelatih dan asistennya jeli menyiasatinya dengan mengistirahatkan Gonzales untuk beberapa waktu dan menggantinya dengan pemain lain yang lebih muda dan segar kondisinya.

Source: PR

readmore »»



MUSIM lalu, Rafael Alves Bastos mencatat prestasi fenomenal. Striker asal Brasil itu mampu mencetak 8 gol dalam 11 laga pembuka Persib Bandung. Sejak era Liga Indonesia (LI), itulah rekor gol terbanyak yang dibuat seorang pemain Persib dalam 11 laga pembuka. Rekor sebelumnya dipegang Christian Bekamenga (Kamerun) yang mencetak 7 gol pada LI XIII/2007.

Anehnya, banyak yang mencibir prestasi Bastos, termasuk di internal tim. Alasannya, setengah dari jumlah gol Bastos berasal dari titik penalti. Entah ada kaitannya dengan gol penalti atau tidak, pada laga-laga berikutnya, di putaran kedua setelah hadir Cristian Gonzales, Bastos lebih banyak duduk di bangku cadangan. Meski demikian, Bastos sempat menambah dua gol hingga akhir musim.

Jika Bastos yang mencetak rekor bagus saja mendapat cibiran, bagaimana dengan rekor buruk striker Persib pada musim ini?

Sejak Maciej Dolega (Polandia) gagal mencetak gol dalam 11 laga pembuka Persib pada LI IX/2003, baru pada Liga Super Indonesia (LSI) 2009/2010 inilah, kontribusi gol striker asing Persib sangat minim. Sejauh ini, duet Hilton Moreira dan Cristian Gonzales baru menyumbangkan 3 gol, dua di antaranya oleh Hilton.

Jumlah gol striker asing kali ini lebih sedikit ketimbang Christian Bekamenga pada LI XIII/2007 (7 gol), Redouane Barkaoui pada LI XII/2006 (4), Ekene Michael Ikenwa pada LI XI/2005 (6), dan Adrian Colombo (6) serta Julio Lopes (11) di 11 laga awal LI X/2004.

Untuk Hilton, sorotan publik tidak terlalu tajam. Selain sudah mengemas dua gol, jumlah tersebut pun tidak terlalu beda jauh dengan catatannya musim lalu (3 gol). Musim lalu, Hilton baru tancap gas di putaran kedua hingga menjadi pencetak gol tersubur Persib dengan 16 gol. Sorotan dan pertanyaan justru tertuju ke Gonzales yang musim lalu mencetak 14 gol untuk Persib dalam setengah musim. Ada apa dengan Gonzales?

Banyak yang menduga, paceklik gol Gonzales disebabkan tidak adanya gelandang pelayan buatnya, setelah Lorenzo Cabanas tak dipertahankan Persib. Sebab, tipikal gelandang Persib saat ini seperti Eka Ramdani dan Suchao Nuchnum adalah pemain yang lebih cenderung suka "bermain", ketimbang melayani macam Cabanas atau Ronald Fagundez. Tapi muncul juga dugaan kalau "El Loco" sudah habis seiring dengan usianya yang sudah menginjak 34 tahun.

Mana yang benar? Dibutuhkan analisis serta pendekatan objektif dan matang dari pelatih dan manajemen tim, sebelum memutuskan sesuatu dalam evaluasi kelak.

source : GM

readmore »»
Sabtu, 26 Desember 2009

Konsorsium Akan Turun Tangan



Hasil tidak memuaskan yang dicatatkan Persib Bandung setiap kali melakoni laga tandang Liga Super Indonesia (LSI) 2009-2010 membuat konsorsium yang menyokong pembiayaan skuad "Pangeran Biru" siap turun tangan. Konsorsium kini tengah melakukan investigasi untuk mengetahui faktor yang menghambat tim kebanggaan warga Jawa Barat tersebut mandek di awal musim kompetisi.

Persib saat ini tertahan di peringkat 12 klasemen sementara dengan raihan 14 poin saja. Dari total raihan tersebut hanya dua poin yang diperoleh dari laga tandang, sisanya hasil sapu bersih partai kandang.

"Bagi tim sekelas Persib, jelas itu sebuah masalah. Berbekal materi pemain yang baik, semestinya Persib bisa lebih dari itu. Kami pikir, pasti ada yang salah dengan tim, sehingga kami pun akhirnya harus turun tangan mencari tahu faktor penghambat itu, apa dan segera membereskannya," tutur Direktur Pengembangan PT Persib Bandung Bermartabat, Ari D. Sutedi, selaku perwakilan konsorsium. Ia menyampaikan pernyataan tersebut ketika dihubungi Jumat (25/12) malam.

Investigasi tersebut, tutur Ari, dilakukan secara menyeluruh. Konsorsium kini tengah meneliti secara detail setiap faktor yang terlibat dengan tim. Mulai dari porsi latihan yang diberikan, figur pelatih, hingga pemain. Pemain pun secara spesifik diteliti lini per lini.

Menurut Ari, yang terpantau sejauh ini, kelemahan Persib ada di lini belakang dan juga pemain yang bertugas melakukan penyelesaian akhir. Jika ternyata kedua faktor tersebut sudah terlalu sulit untuk dibenahi, bukan tidak mungkin akan dilakukan perombakan besar-besaran terhadap tim.

Sebelumnya, Manajer Persib Umuh Muchtar pun mengakui kemungkinan pihaknya melepas pemain yang tidak lagi dapat berkontribusi positif bagi tim. Terhadap mereka bisa saja dipinjamkan kepada tim lain atau bahkan langsung dijual. "Kami akan konsultasi terlebih dulu dengan pemain sebelum memutuskan. Tapi jika nantinya ada yang harus dilepas, tentunya akan ada juga yang masuk menggantikan. Saat ini pun kami sudah mengincar beberapa pemain yang dibidik," ucap Umuh tanpa merinci nama sang pemain.

Belanja pemain di masa rehat menjelang putaran kedua memang dimungkinkan. Konsorsium pun sudah memberikan lampu hijau. "Budget yang sudah kami alokasikan untuk Persib musim ini kan masih tersisa, jadi bisa digunakan untuk belanja pemain," ucap Ari lagi.

Pada dasarnya konsorsium memang menyetujui langkah belanja pemain ini demi terbentuknya tim yang lebih baik lagi. Sebab, konsorsium berambisi mengelola Persib secara profesional dan mempersiapkannya menjadi juara Asia dalam tiga atau empat tahun mendatang. Sebelum menatap level Asia, tentunya kapasitas Persib di skala nasional yang kini tengah menurun pun perlu dibenahi.

Meskipun saat ini langkah Persib masih tertatih-tatih dalam menapaki LSI 2009-2010, Ari merasa target juara masih realistis untuk dibidik. Peluang itu masih terbuka karena melihat statistik tim-tim peserta LSI lainnya pun tidak terlalu baik dalam rekor laga tandangnya.

Oleh karena itu, masih memungkinkan bagi Persib untuk mengejar ketinggalannya selama ini. Dengan catatan perombakan ke arah yang lebih baik dapat segera dilakukan.

"Mudah-mudahan hasil investigasi berikut keputusannya seperti apa bisa segera dihasilkan sebelum tahun berganti. Sebab, tim juga harus memiliki waktu yang cukup untuk bersiap menghadapi laga krusial melawan Persija nanti," ucapnya.

Source: PR


readmore »»
Jumat, 25 Desember 2009

3 tempat Alternatif dipersiapkan


Kendati baru sebatas mendapatkan informasi lisan dari Polres Bandung, Panitia Pelaksana (Panpel) Pertandingan Persib Bandung langsung mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi tidak bisanya laga Persib kontra Persija Jakarta, 9 Januari mendatang, dimainkan di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kab. Bandung. Selain berkoordinasi dengan PT Liga Indonesia (PT LI), Panpel Persib pun sudah menyiapkan tiga stadion alternatif untuk partai klasik tersebut.

"Maunya kita tetap bermain di Soreang, meskipun harus tanpa penonton. Tapi kalau tetap tidak diizinkan, kita sudah memilih tiga tempat alternatif, yaitu Solo, Semarang, dan Malang," kata Sekretaris Panpel Persib, Budi Bram Rachman di sela-sela acara nonton bareng Persib kontra Persema Malang di Kafe Persib, Jln. Sulanjana No. 17 Bandung, Rabu (23/12).

Dikatakan Bram, stadion-stadion yang menjadi alternatif laga Persib kontra Persija itu adalah Stadion Manahan Solo, Stadion Jatidiri Semarang, dan Stadion Gajayana Malang. "Sejauh ini kita belum putuskan pilihannya. Sebab sampai saat ini kita belum menerima surat resmi larangan tersebut. Hari ini (kemarin, red), kita baru mendapatkan informasinya secara lisan," katanya.

Bram menambahkan, Panpel Persib dipastikan bakal mengalami kerugian besar kalau sampai pertandingan Persib kontra Persija harus digelar di luar kota.

Nonton bareng

Sementara itu suasana nonton bareng (nonbar) di Cafe Persib, yang digagas PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) di Jln. Sulanjana Bandung tak ada suasana histeria.

Memang, masih sempat ada tepuk tangan dan senyum dari ratusan bobotoh yang hadir . Tapi, tepuk tangan dan senyum itu bukanlah ekspresi kegembiraan. Sebab, tepuk tangan dan senyum mereka terasa sangat hambar.

"Ini kekalahan terbesar Persib sepanjang LSI. Bagaimana ini bisa terjadi?" celetuk Budi (27), salah seorang bobotoh yang tertegun di salah satu sudut kafe.

"Tentu saja kita sangat kecewa dengan permainan Persib. Masa iya, sebabak sudah kebobolan tiga gol," timpal Dwi Wahyu (18), bobotoh lain yang menyaksikan acara nonton bareng tersebut.

Source: http://www.klik-galamedia.com


readmore »»