Rabu, 30 Desember 2009

Persib ada di Grafik Terendah



Persib pada Grafik Terendah
Yusuf Bachtiar, " Soal Kekalahan Jangan Jadi Polemik"

GELANDANG Persib Bandung, Atep (kiri), dikepung tiga rekannya pada sesi latihan sore di Stadion Persib, Jln. A. Yani Bandung, Selasa (29/12). Para pemain terpaksa melakukan latihan di pinggir lapangan karena sebagian lapangan terendam air akibat hujan deras.* ANDRI GURNITA/"PR"

Asisten Pelatih Persib Bandung Yusuf Bachtiar meminta kekalahan skuad "Pangeran Biru" atas Persema Malang 3-0 pekan lalu jangan menjadi polemik berkelanjutan. Sebab, di mata Yusuf yang juga mantan pemain Persib ini, semua tim pasti mengalami fluktuatif permainan, dan saat melawan Persema sedang pada grafik titik terendah. Hal itu terjadi karena puncak performa pemain tercapai di laga-laga sebelumnya.

Hasil seri yang ditorehkan Persib saat melawat ke kandang Sriwijaya FC tersebut pada laga sebelumnya tidak berarti hasil pertandingan berikutnya pun harus lebih baik. "Hasil seri saat melawan Arema saja sudah baik dan jika harus kalah dari Persema, itu karena permainan tim memang tengah menurun setelah melakoni jadwal pertandingan yang tidak memberikan jeda waktu cukup untuk memulihkan kondisi," tutur Yusuf saat ditemui di Stadion Persib Jalan Ahmad Yani Bandung, Selasa (29/12).

Kondisi demikian tidak hanya terjadi pada Persib, tetapi juga tim-tim lainnya. Ia mencontohkan Sriwijaya FC yang juga mendulang hasil tidak memuaskan saat melakoni dua laga tandang ke Malang. Itu terjadi karena puncak performa Sriwijaya pun telah tercapai pada pertandingan sebelumnya.

Oleh karena itu, Yusuf pun lantas meminta pengertian dari berbagai pihak akan hasil yang ditorehkan Persib ini. Lagi pula Persib jangan hanya dinilai dari hasil akhir yang dicapainya. Sebab, ada berbagai tolok ukur lain yang juga perlu mendapat perhatian dan oleh karena itu perlu dimengerti.

"Harus dilihat juga masa persiapan yang dimiliki juga proses pembentukan tim. Jadwal kompetisi yang mesti dilakoni, tim yang harus dihadapi, serta di mana laga-laga tersebut digelar juga harus diperhatikan. Semua komponen tersebut berbeda antara satu tim dengan tim lain, sehingga capaiannya pun pasti berbeda," tutur Yusuf, yang ikut mengantarkan Persib juara Liga Indonesia I.

Yang penting sekarang, menurut Yusuf, bagaimana cara Persib tidak makin terpuruk ketika tiba saatnya grafik permainan menurun. Ketika melawan Persema, meskipun hasil akhirnya tetap kalah 3-0, Persib dianggap berhasil mengantisipasi performa menjadi lebih buruk.

Seperti disampaikan Pelatih Jaya Hartono, pada babak kedua Persib justru mampu mengembangkan permainan dan memperoleh lebih banyak peluang. Alasan yang membuat Persib kalah mengenaskan pada laga tersebut ialah semata-mata faktor ketegangan yang melanda tim di babak pertama pertandingan.

"Tegang karena hujan tiba-tiba turun, sehingga sulit mengontrol bola. Pemain pun jadi serbasalah dan akhirnya bermain hati-hati," ucapnya.

Namun apa pun yang menjadi penyebab kegagalan tersebut, Jaya kini mulai membenahi timnya demi mempersiapkan diri menghadapi laga penting melawan Persija Jakarta 9 Januari mendatang.

Berbekal lima belas pemain yang tersisa, Jaya memimpin sesi latihan Selasa (29/12) sore meski dalam kondisi hujan dan lapangan tergenang air. Maman Abdurahman dkk. hanya diinstruksikan melakukan serangkaian gerakan yang bertujuan melatih kelenturan otot setelah pada pagi harinya melakukan latihan beban di Sport Center Batununggal.

Pekan ini Jaya masih akan memfokuskan perhatiannya pada pembenahan kondisi fisik pemain dan belum akan beranjak pada pemberian taktik dan strategi yang akan dipergunakan kala menjamu Persija nanti. "Bagaimana bisa masuk ke materi itu kalau sebagian pemain inti tidak ada," ujarnya seraya menyebutkan pemain yang tersisa di Bandung tidak semuanya masuk ke skema komposisi tim yang akan dipasangnya nanti. Pemain yang ada pun hanya akan dilatih sentuhan dan pengertian antarrekan setim.

Sementara itu, menyoal teguran yang disampaikan Komisi Disiplin PSSI kepada Hariono, Jaya menilai jumlah kartu kuning yang dikoleksi tidak menunjukkan kalau permainan yang ditampilkan Hariono memang keras dan membahayakan pemain lawan. "Buktinya banyak pemain tim lain yang melakukan pelanggaran keras tapi tidak diganjar kartu. Padahal yang mereka peragakan jauh lebih membahayakan daripada pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Hariono," tuturnya membela.

Meski demikian, Jaya tetap akan menginstruksikan Hariono untuk bermain lebih hati-hati dan tenang. Sebab jika kartu yang dikoleksi sang gelandang bertahan tersebut bertambah, bukan tidak mungkin Komdis mengambil tindakan lebih tegas dengan melarang Hariono bermain hingga akhir musim yang tentunya amat merugikan bagi tim

Source: PR


0 komentar:

Posting Komentar