Bebas dari dugaan demam berdarah (DBD) maupun typhoid, penyerang Persib Bandung Budi Sudarsono akhirnya bisa mengikuti pertandingan tandang perdana putaran kedua Liga Super Indonesia (LSI) 2009-2010 ini. Budi dapat memperkuat Persib untuk melawan Persik Kediri, Selasa (9/2) dan Persebaya Minggu (14/2).
Budi terlihat ikut bertolak menuju Surabaya dengan menggunakan kereta api (KA) Turangga bersama rombongan ofisial Persib, di Stasiun KA Bandung, Jln. Kebon Kawung, Kota Bandung, Sabtu (6/2) petang. Dia tampak bugar setelah keluar dari salah satu restoran di stasiun.
Sebelumnya, Budi mengalami demam tinggi dari Rabu (3/2) lalu. Dia sempat dua kali absen dalam latihan rutin Persib sejak Kamis (4/2) dan Jumat (5/2).
Menurut dokter tim, dr. Riffa Ghani, Budi tidak terserang penyakit seperti dugaan penyakit DBD maupun tifus. Meskipun, gejala demam tinggi yang diderita pemain bernomor punggung 13 itu mirip dengan kedua penyakit tersebut. "Budi itu terkena infeksi saluran pernapasan biasa. Budi dibawa ke tur Jawa Timur bersama 21 rekannya yang lain," kata dia.
Layaknya kondisi Budi untuk berlaga pada kompetisi tersebut setelah dokter melakukan pemeriksaan medis terakhir, Sabtu pagi. Hal itu setelah demam yang dialami Budi tidak kunjung turun sejak Rabu (3/2).
Sementara itu, tim pelatih Persib mendorong panitia pelaksana (panpel) pertandingan untuk mengupayakan Persib tetap bermain kandang di Bandung. Pasalnya, dengan wacana perubahan home ground dari Stadion Si Jalak Harupat pada laga kandang putaran kedua bisa memengaruhi psikologi pemain.
Asisten pelatih Yusuf Bachtiar menuturkan hal itu di Mes Persib, Sabtu (6/2). Menurut dia, pada putaran kedua kali ini, Persib melihat peluang besar untuk memperbaiki peringkat. "Panpel jangan hanya memikirkan jumlah penonton. Semua itu bisa di-setting. Tim tetap berharap main kandang di Bandung," kata Yusuf.
Yusuf mengatakan, agar panpel tetap mempertahankan Stadion Si Jalak Harupat sebagai prioritas terakhir. Sedangkan untuk alternatif terakhir di Stadion Siliwangi. "Di Bandung masih ada Stadion Siliwangi. Setidaknya bisa di-setting sedemikian rupa agar layak untuk dijadikan tempat kompetisi," katanya.
Yusuf menuturkan, rancangan stadion tersebut di antaranya dilengkapi dengan layar besar yang diperuntukkan bagi penonton agar tidak masuk ke dalam stadion. Untuk mengurangi jumlah bobotoh pun, dapat dikoordinasikan dengan Viking dan Bomber.
Ia menyarankan agar anggota bobotoh tersebut dapat mencegah banyak pendukung Persib dari luar Bandung. Yusuf khawatir, apabila pertandingan kandang di luar Bandung akan memicu tekanan psikologis kepada anak asuhnya, seperti jenuh dan sulit beradaptasi situasi kandang baru mereka nanti.
source : persib-bandung.or.id
Minggu, 07 Februari 2010
Label: Update
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar