Selasa, 16 Februari 2010

Pemain Inti Dipaksakan Main

Kegagalan Persib mendulang poin saat dijamu Persebaya Surabaya dinilai karena terlalu memaksakan pemain inti untuk bermain penuh selama dua babak tanpa pergantian. Pelatih harusnya berani memainkan pemain pengganti atau pelapis untuk mengubah permainan tim agar tidak monoton dan mudah dibaca lawan. Masuknya pemain pengganti juga untuk membuyarkan konsentrasi pemain lawan.


"Pelatih harusnya berani mencoba rotasi pemain dan memberikan kesempatan pada pemain cadangan untuk menunjukkan kemampuannya. Apalagi, seperti pada pertandingan kemarin, Persib bermain monoton dalam posisi kalah. Harusnya ada rotasi pemain untuk mengubah pola permainan," kata mantan pemain Persib era perserikatan, Adjat Sudrajat saat dihubungi di Bandung, Senin (15/2).

Menurut dia, Persib memiliki kualitas pemain cadangan yang hampir menyamai pemain inti. Para pemain tersebut harusnya bisa diberi kesempatan tampil meski hanya main di lima belas menit terakhir. Terlalu memaksakan pemain inti, kata Adjat, tidak akan bagus untuk menjaga konsistensi permainan bila pemain inti terkena akumulasi kartu atau cedera.

Adjat menyayangkan sikap pelatih yang seolah hanya tergantung pada pemain inti. Menurut dia, Persib sering memaksakan pemain inti meski sedang unggul besar saat melumat Persik di kandang atau saat kalah dan pemain inti tampak kesulitan mengembangkan permainan seperti saat melawan Persebaya.

"Pemain pelapis harusnya diberi kesempatan agar mereka bisa menyamai kemampuan pemain inti dan mampu menggantikan peran pemain inti bila ada yang terkena akumulasi kartu atau cedera seperti sekarang. Jangan hanya dilatih skill-nya, tetapi mental bertanding mereka juga harus terasah dalam pertandingan," katanya.

Adjat mengatakan, Persib sebaiknya memperbaiki masalah rotasi pemain untuk tetap menjaga peluang Persib agar bisa berada di posisi atas klasemen. "Sisa pertandingan masih banyak, dan itu harus dimanfaatkan untuk terus menjaga dan memperbaiki konsistensi permainan tim. Kekompakan pemain harus tetap terjaga begitu pula kekompakan tim pelatih," tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan Sukowiyono yang juga mantan pemain Persib. Menurut dia, kekalahan Persib karena permainan tidak berkembang dan seolah para pemain tidak siap menghadapi permainan Persebaya dan malah cenderung melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Selain itu, pelatih juga terlihat terlalu memaksakan pemain.

Permainan Persib kurang berkembang dan Cristian Gonzales juga gagal menuntaskan peluang yang ada. Sukowiyono mengatakan, saat kondisi seperti itu, harusnya pelatih melakukan pergantian pemain dengan memasukkan Budi Sudarsono atau Airlangga atau pemain lainnya.

"Semua keputusan memang hak pelatih, tetapi harusnya pelatih juga jeli melihat kondisi di lapangan dan tidak malah memilih memaksakan pemainnya," katanya.

Sementara Manajer Persib H. Umuh Muchtar menilai kekalahan atas Persebaya disebabkan Persib kalah start dan kepercayaan diri yang berlebihan dari para pemain setelah berhasil menaklukkan Persik Kediri.

Sementara mengenai tidak adanya pergantian pemain, Umuh mengatakan hal itu sepenuhnya keputusan dan kewenangan pelatih Jaya Hartono. "Memang pelatih terlihat memaksakan pemain, hal itu mungkin karena pelatih lebih mempertahankan permainan dan tidak mau mengambil risiko lain," katanya.

Selain itu, Umuh juga akan memikirkan opsi untuk memboyong satu sampai dua pemain tambahan pada transfer window kedua musim ini. Ia menilai bahwa Persib tidak mempunyai lagi pemain cadangan yang setara kualitasnya dengan pemain inti. "Kita memang akan pikirkan untuk mendatangkan pemain baru. Namun, saat ini kita fokus dulu pada penjaga gawang Markus Horison," kata Umuh.

Source: PR


0 komentar:

Posting Komentar