Pernyataan atau komentar seseorang yang mempunyai akun bernama Erza Rahmawan, pada jejaring sosial paling terkenal saat ini, facebook, menimbulkan sensasi di kalangan masyarakat online Indonesia. Siapapun yang membacanya, baik supporter Persib atau bukan, akan setuju, bahwa apa yang ditulis Erza di fanspage Persib itu telah jauh melenceng dari batas-batas toleransi.

Beberapa jam setelah pertandingan yang berakhir 2-2 antara macan dan maung, atau tepatnya pada pukul 11.06 malam, seseorang -yang kemungkinan besar menggunakan akun fiktif- bernama Erza Rahmawan, menulis sebuah pernyataan atau komentar yang bukan saja menyerang Persib, namun juga menghina Gonzales, agama, etnis sunda, dan kota Bandung. Sampai saat ini, sudah ada sekitar lebih dari 4.200 komentar yang seluruhnya mengecam pernyataan Erza tersebut.

Kuswara S Taryono selaku komisaris PT PBB, yang dalam kesempatan ini lebih berposisi sebagai praktisi hukum, menilai bahwa tindakan Erza itu dapat dilaporkan dan diproses secara hukum oleh seseorang atau badan hukum yang merasa diserang.

Namun sebagai pakar hukum, ia mengatakan bahwa Persib harus tetap berpikir jernih dan bisa tetap fokus untuk mengejar prestasi, jangan terpecahkan konsentrasinya hanya dengan hal yang menurutnya sepele seperti ini.

“Segalanya harus dipikirkan secara matang, apa sisi positif dan negatifnya. Persib bisa saja mengadukan penghinaan ini kepada pihak yang berwenang, namun apakah nantinya tim tidak terpecah konsentrasinya? Ini yang harus dipikirkan,” katanya di kantornya di daerah Arcamanik.

Kasus penghinaan ini memang dapat dijerat dengan beberapa pasal berlapis, selain hukum perdata dan pidana, karena ini sudah masuk ke ranah publik, maka secara hukum ITE-pun tindakan Erza ini sudah dapat diproses secara hukum.

“Ini seperti kasus sebelumnya yang menimpa Prita dan Luna Maya. Namun ada masalah lainnya, pada kasus Prita dan Luna, disana jelas identitas siapa melawan siapa. Sedangkan kasus ini masih harus diselidiki terlebih dahulu, siapa Erza itu? Apakah memang ia memakai identitas asli? atau hanya identitas fiktif?” tanyanya.

Berdasarkan kabar yang beredar sebelumnya, identitas Erza ini berdomisili di Bekasi dan bersekolah di salah satu SMU di Jakarta, namun kabar lainnya juga menyebutkan bahwa tidak ada yang mengenal Erza di dua lokasi tersebut.

Maka pengacara kelahiran cirebon ini mengatakan bahwa kasus ini akan dibahas lebih lanjut di internal klub untuk dipelajari. Setelah itu, baru seluruhnya dapat disimpulkan dan keputusan apa yang selanjutnya akan diambil oleh Persib. Dan tidak menutup kemungkinan, untuk kepentingan yang lebih besar, semua jalan keluar dapat saja diambil, seperti penyelesaian secara kekeluargaan.

Untuk itu, ia menghimbau kepada bobotoh agar tidak ikut terprovokasi pada apa yang ditulis seseorang tersebut, karena saat ini lebih baik semua fokus pada mengangkat prestasi Maung Bandung di persepakbolaan nasional, termasuk support bobotohnya.

Di Facebook sendiri, sebuah group dengan nama ‘Gerakan 1.000.000 Facebooker Perkarakan Erza Rahmawan’ saat ini sudah tergabung sekitar 62 ribu pengguna.

Sementara itu, secara terpisah, Christian Gonzales yang ditemui di latihan senin lalu, mengatakan tidak tahu dan tidak peduli jika ada seseorang yang menghina dirinya.

“Sebagai seorang pesepakbola, hinaan-hinaan lewat kata-kata adalah sebagian dari konsekuensinya. Saya sudah biasa, tidak perlu ditanggapi, kita harus tenang dan tetap konsentrasi pada penampilan kita dan tim sendiri,” katanya kalem.


**Wawancara dengan Kuswara S Taryono dan Gonzalez ini juga dapat anda saksikan secara audio video pada acara PERSIB ON BANDUNGTV pada hari Jum’at, 2 april 2010, pukul 19.00 WIB.


source : simamaung


0 komentar:

Posting Komentar