Para pemain Persib Bandung diminta untuk segera bangkit dan berjiwa besar serta melupakan kejadian buruk saat menghadapi tuan rumah Pelita Jaya di Stadion Singaperbangsa Karawang, Sabtu (24/4). Persib harus tetap fokus untuk menghadapi laga tersisa dan target tidak terlempar dari "4 Besar" Djarum Liga Super Indonesia.
"Sudah lupakan kasus dengan Pelita kemarin dan ambil hikmahnya saja. Persib harus segera bangkit untuk pertandingan berikutnya. Kalau terus trauma dan berlarut-larut, Persib akan kesulitan sendiri," kata pemain legendaris Persib, Ajat Sudrajat yang dihubungi di Bandung, Minggu (25/4).
Menurut Ajat, Persib harus bisa membiasakan diri dengan kompetisi di Indonesia yang kenyataannya memang sering kali menyakitkan. Pemain harus tahu bahwa dalam setiap pertandingan, mereka tidak hanya menghadapi lawan, juga harus bisa mengatasi masalah cuaca, penonton, dan wasit.
"Kejadian seperti itu bukan kali ini saja. Dari dulu juga saat saya bermain, peristiwa seperti itu sering terjadi dan semua juga sudah tahu. Kita tinggal bermain bagus dan maksimal saja serta sekalian ajari dan tunjukkan sportivitas pada mereka," ujar Ajat.
Persib harus segera lupakan kejadian kemarin dan bersiap secepatnya untuk menghadapi Persitara. "Persitara sedang bagus dan bisa mengalahkan Sriwijaya 5-1. Mereka punya modal kuat untuk mengalahkan Persib. Persib harus waspadai itu termasuk unsur nonteknisnya juga," kata Ajat
Mantan pemain Persib lainnya, Max Timisela dalam kesempatan berbeda juga mengimbau agar para pemain Persib harus bisa menghilangkan prasangka buruk terhadap kepemimpinan wasit. Sebelum bertanding, para pemain harus sudah siap terhadap segala kejadian di lapangan, termasuk dengan keputusan wasit. Apalagi jika berlaga di kandang lawan.
Menurut dia, para pemain harus bisa menerima setiap keputusan wasit dengan kepala dingin. Bila ditanggapi dengan emosi, hanya akan menjadi bumerang dan malah menguntungkan lawan. "Kalau emosi terpancing, kita akan rugi karena justru itu yang diharapkan lawan. Mereka akan senang jika konsentrasi Persib terpecah. Jadi pemain harus pandai-pandai mengatur emosi," katanya.
Sementara itu, Ketua Viking Persib Bandung Heru Djoko secara terpisah mengatakan, kerusuhan kemarin terjadi karena kecurangan wasit dan provokasi anggota DPRD Kabupaten Karawang yang sudah keterlaluan. Dia juga menilai panpel seolah tidak siap dan sigap mengantisipasi penonton.
"Bagi bobotoh, rusuh dan ribut itu sudah enggak musim. Bahkan, kami selalu ingin tertib dan enak saat menonton. Karena kalau rusuh, bobotoh juga akan rugi dan semua masyarakat akan rugi," jelasnya.
Pihaknya akan selalu berkomitmen untuk tidak melakukan kerusuhan. "Kami tidak ingin rusuh, tetapi kami tidak bisa menjamin sikap bobotoh. Semuanya kembali kepada kinerja panpel dan keamanan saja," ujar Heru Djoko.
Heru Djoko berharap, Panpel Persib bisa bersikap profesional dan berkaca dari kejadian di Karawang. Panpel harus bisa memfasilitasi penonton sebaik mungkin dan mengantisipasi kemungkinan membeludaknya jumlah penonton.
Source: PR
Senin, 26 April 2010
Label: Update
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar